Mereka saling berdebat soal sapi. Sapi-sapi yang hari ini harganya melonjak tinggi. Mereka bilang ini olah mafia-mafia sapi.

Halah... sapi !!!. Embel gedhes... ujung-ujungnya korupsi. Saling sikut sana sini. Saling seruduk sana, seruduk sini. Kayak sapi-sapi. Sedangkan, sapi-sapi pada takut sembunyi. Lha... bagaimana sapi-sapi tidak sembunyi. Wong, daging saudaranya saja mereka makan sendiri. Apalagi, daging-daging sapi.

Sapi-sapi saja ketakutan, lari dan sembunyi. Karena, tindakan-tindakan manusia yang tak manusiawi. Bahkan, lebih senang berlaku seperti sapi. Makanya, sapi-sapi berpikir lebih manusiawi. Sapi-sapi itu lari dan sembunyi. Dan takut reproduksi, karena sapi-sapi merasa iba pada generasinya nanti. Yang dagingnya hanya dijadikan hajatan korupsi. Yang daging mereka dilahap mentah-mentah dengan mata kalap manusia-manusia sapi.

Atau malah mungkin sapi juga pada mati. Gara-gara rumput dan dedaknya dimakan oleh manusia-manusia sapi. Sehingga, sapi-sapi tidak dapat bagian pakan. Sebab, sudah dimakan duluan.

Nasibmu, pi... sapi...!!!. Sudah pakanmu dimakan, dagingmu pun dimakan juga. Wajarlah, bila dirimu merajuk dan entah sembunyi dimana?. Sehingga, dirimu begitu langka, yang membuat lonjakan harga dagingmu semakin terus melambung tinggi.