Tanpa?
Ya... Kami yang dilupakan
Setelah darah dan keringat kami bercucuran mengalir deras.
Nikmatilah kebahagiaan itu...
Bersama mereka yang tidak setetes pun mengalir keringatnya.
Tertawalah...
Dan lupakan, anggap seolah kami tak pernah ada.
Kami yang menyusun...
Menyeret-nyeret beban sekuat tenaga yang kami punya.
Setelah semua tersusun rapi,
Begitu cepat kalian tak peduli dengan kami,
Ya... Kami hanya sekumpulan kuli,
Yang selalu dilupakan setelah gedung mewah berdiri.
Bersenang-senanglah kalian...
Bersama orang yang tak sedikit pun mengerti makna perjuangan.
Gedung-gedung yang tegak, kokoh berdiri...
Adalah hasil tangan-tangan kuli yang kalian anggap sampah.
Rumah-rumah mewah yang berjajar rapi,
Adalah kerja keras para kuli, yang jikalau kalian berkumpul bersama mereka merasa ogah.
Tanpa?,
Kalian anggap diri kalian sendiri,
Mampu, bisa,
Tanpa kuli,
Ingat, kemewahan yang kalian nikmati...
Dibalik gagap gempita gemerlap dunia,
Selalu ada tangan yang kalian anggap nista,
Senantiasa ada tangan yang kalian anggap hina,
Menyusun kemewahan...
Untuk kalian.
Bungo, 30 September 2016
0 Comments
Post a Comment