Yang terlewat tak bisa terulang,
namun masih bisa untuk di kenang.

Canda dan tawa bukanlah hiburan semata,
tapi, sebagai penepis penatnya beban jiwa.

Cara kita bersahabat sangat sederhana.
Makan bersama seadanya.
Bersenda gurau tuk hadirkan tawa,
yang terpenting kita selalu bersama.

Menghentakkan kaki seirama,
Melengkahkan kaki serentak, selambai seayun dalam nada,
tuk gapai dan capai tujuan
yang telah bersama kita rencanakan.

Ah.. setiap ku lafadzkan kenangan,
aku tak mau kata “perpisahan”.
Ingin bersama dalam gurauan.
Celotehan.
Tingkah tengil.
Usil.
Jahil.

Sungguh aku tak bisa membayangkan,
bila nanti kisah kita memudar.
Tersisa guratan memory bisu tanpa sinar.
Sedang, lompatan kita tinggal kenangan.


Muara Bungo, 10 Desember 2018