Aku sudah mencoba untuk menerima.
Telah ku bakar habis segala memori tentang kita.
Namun, mengapa sosokmu masih saja menjelma?.
Telah ku bakar habis segala memori tentang kita.
Namun, mengapa sosokmu masih saja menjelma?.
Aku telah mencoba untuk melupa.
Melenyapkan semua hal tentang perjalanan kita berdua.
Melenyapkan semua hal tentang perjalanan kita berdua.
Tapi, kenapa bayanganmu masih terus saja ada?.
Bagaimana aku bisa menerima?
Jika, sosokmu terus menari-nari di pelupuk mata.
Jika, sosokmu terus menari-nari di pelupuk mata.
Bagaimana aku bisa lupa?
Bila, bayangmu masih berlari-lari di memory kepala.
Bila, bayangmu masih berlari-lari di memory kepala.
Aku sakit,
dan tak mampu lagi untuk bangkit.
dan tak mampu lagi untuk bangkit.
Disini aku lunglai terbaring lemas
dengan wajah memelas
berharap kau kembali membawa separuh nafas
yang kau rampas.
dengan wajah memelas
berharap kau kembali membawa separuh nafas
yang kau rampas.
Kau adalah mozaik yang menyempurnakan.
Tanpamu aku hanya kepingan-kepingan.
Tanpamu aku hanya kepingan-kepingan.
Tapi...
Jika, memang engkau bahagia bersamanya
Pergilah... Pergi sejauh-jauhnya.
Jika, memang engkau bahagia bersamanya
Pergilah... Pergi sejauh-jauhnya.
Bawa juga sosok dan bayanganmu pergi.
Sudah cukup hati ini tersakiti.
Tolong jangan menghantui...
Sudah cukup hati ini tersakiti.
Tolong jangan menghantui...
Bungo, 15 September 2019
0 Comments
Post a Comment