Sumb Photo : unsplash.com


Benar yang orang bilang, "hidup tak semudah kata bijak". Kenyataan hidup memang sangatlah pahit, sepahit pahitnya, sehingga nasehat semanis apa pun tak akan mampu menghilangkan rasa pahitnya.

Setiap orang punya masalahnya masing-masing, tentu tingkatannya pun berbeda-beda. Ada yang hanya setingkat urusan cinta monyet, sampai-sampai urusan hidup mati.

Atau bahkan antara manusia dengan manusia lainnya mempunyai permasalahan yang sama, namun tingkat depresi yang berbeda. Ada yang di tinggal ngopi, di jogeti sampai bunuh diri.

Faktor depresi bisa saja timbul dari dalam diri manusianya sendiri atau malah berasal dari lingkungan.

Faktor dari yang berasal dalam diri sendiri biasanya seperti mereka enggan bicara sama orang lain, bahkan cenderung menutup diri dan menyimpan masalahnya sendiri.

Dari lingkungan juga berpengaruh besar sekali pada kejiwaan seseorang dalam menghadapi masalah. Faktor lingkungan berperan penting bisa mengurangi atau malah menambah beban masalah yang di hadapi seseorang.

Berdasarkan hal ini sebenarnya bisa kita tarik kesimpulan bahwa hal yang biasanya mempengaruhi timbulnya depresi pada diri seseorang karena dia takut akan sesuatu hal, cemas dan mengkhawatirkan hari kemarin dan hari esok.

Rasa itulah yang menciptakan depresi, memunculkan rasa pahitnya hidup yang membuat orang gelap mata, sedih, tangis dan berbuat nekat melakukan sesuatu.

Maka, penting untuk kita tidak usah terlampau bersedih, cemas, khawatir dan menangisi apa yang sudah terjadi kemarin. Pun persoalan hari esok tak perlu ditakuti, karena toh masih misteri, belum tentu esok kita masih bisa melihat sinar mentari.


Jadi, hiduplah hanya untuk hari ini. Kerjakan apa yang bisa kita kerjakan hari ini. Berbuatlah yang terbaik untuk hari ini dan lakukan hal-hal yang ingin kita sukai, karena hari esok belum tentu kita bisa melakukannya.

Kedengarannya sangat mudah dan simpel, bahkan terkesan meremehkan permasalahan. Tidak seperti seperti itu yang dimaksud.

Hidup kita ini pilihan, mau memilih menghadapi masalahmu dengan senyuman atau memilih menghadapinya penuh ketakutan?. Itu tergantung dari kita.

Diantara kita mungkin pernah mendengar kata "La Tahzan..", jangan bersedih, atau bahkan kita sudah pernah membacanya, sebuah karya dari Dr A'ed Al Qarni.

Buku ini penuh nasehat indah dan bagaimana caranya kita menghadapi setiap masalah. Apabila kita bisa mengambil kesimpulan bahwa besar atau kecilnya permasalahan itu tergantung diri kita.

Paling penting lagi adalah sepenuhnya menggantungkan harapan kita pada Illahi, tawakal, berserah diri. Segala daya dan upaya kita kerahkan untuk menyelesaikan permasalahan dan hasilnya kita serahkan pada-NYA.

Oleh karena itu, setiap kita bangun dari tidur di pagi hari, ucapkanlah rasa syukur bahwa kita masih diberi kesempatan melihat kembali matahari.

Maka, jangan sia-siakan kesempatan yang diberikan hari ini. Hiduplah hanya untuk hari ini, lakukan yang terbaik, berpikirlah seolah-olah kita besok pagi belum tentu diberi kesempatan melihat matahari lagi.

Dan jangan biarkan kita terbebani oleh beban hari kemarin, serta tak perlu kita gusar memikir hari esok. Karena, sesungguhnya hidup kita adalah hari ini, bukan kemarin atau besok. Maka, jadilah terbaik hari ini.

Bungo, 12 Juli 2021