Kala teringat... Bagai...
"Ah, lupakan saja".
Pesona, tetaplah pesona.
Pesona yang selalu menjadi primadona.
Pesona itu memancarkan terangnya cahaya.
Siapa pun yang memandangnya,
yakinlah akan terpesona.
Berdecak kagum, sehingga menitikkan air mata. Bahkan, pesona bisa membuat terlena.
Saat teringat... seperti...
"Sudah, lupakan saja".
Biarkan, pesona itu menjadi keindahan. Kekaguman. Kecintaan.
Dan... kenangan, dalam ingatan.
Biarkan, pesona itu kini
berubah menjadi bahasa sepi,
percakapan sunyi dan romantisme keheningan.
Biarkan, pesona itu kembali
menjamah setiap sendi nadi,
memecah belah kerinduan yang abadi,
serta mengusap linangan air mata.
Ketika teringat... laksana,
"Ah, sudah jangan diingat".
Cukuplah,
pesona itu seutuhnya utuh dalam ingatan.
Meski, pesona itu tak ada dipelukan.
Setidaknya, pesona itu pernah hadir memberi keindahan.
0 Comments
Post a Comment