Telah bertahun lama ia tiada,
Padahal, belum puas aku dimanja,
Aku bocah yang masih belum becus,
Mengelap ingus...
Aku menangis,
Saat bapakku menangis,
Aku menangis,
Ketika nenek menangis,
Aku ikut menangis,
Kala semua orang yang ku kenal menangis,
Semua orang disekelilingku histeris,
Menangis...
Aku pun menangis,
Namun, ia hanya diam, tak menggubris,
Aku bocah yang tak tahu ada apa,
Mengapa semua menangis, namun ia diam saja,
Tepat, kamis malam jum'at,
Ia wafat....
Aku masih sangat ingat,
Detik-detik itu bagai sambaran kilat,
Ia, ibuku pergi ke rumah abadi,
Aku yang masih kecil belum mengerti,
Begitu cepat ia pergi,
Belum sempat mencium tangannya yang wangi,
Begitu cepat ia berpulang,
Belum sempat aku mengatakan sayang,
Begitu cepat ia tiada,
Belum sempat aku menceritakan cita-cita,
Ia lumbung do'aku yang telah tiada,
Namun, aku tak boleh kecewa...
Karena, Tuhan lebih mencintaiNYA,
Ibu, semoga...
Tuhan mengampunimu,
dari segala dosa,
Ibu, semoga...
Tuhan menyayangimu,
seperti sayangmu padaku dahulu kala,
Bungo, 28 September 2016
0 Comments
Post a Comment