Muhammadku..
Begitu indah lakumu terkisah,
Tiada pernah engkau marah,
Pun menyimpan dendam amarah,
Muhammadku...
Mendengar tentangmu, hati tersentuh,
Engkau tak benci orang yang menjadikanmu musuh,
Engkau mendo'akan agar hati mereka luluh,
Muhammadku...
Membaca tauladanmu, aku terpana,
Tanganmu lembut menyuapi seorang buta,
Padahal, engkau setiap hari dihina,
Muhammadku...
Sikapmu yang sabar dan lapang, buatku syahdu,
Engkau mencintai mereka semua sepenuh kalbu,
Padahal, mereka, penduduk thaif melempari batu,
Muhammadku...
Engkau menjadi jejak, yang wajib ku simak,
Engkau jenguk orang sakit yang tergeletak,
Padahal, ia benci, bersiasat dan menjebak,
Muhammadku...
Membaca sirahmu, aku terkesima,
Saat Ghaurats dan Suraqah berlomba-lomba,
Inginkan nyawamu, namun engkau justru maafkan mereka,
Muhammadku...
Dalam tarikhmu, ada cahaya terang,
Engkau tidak pernah mengajak menabuh genderang,
Engkau justru ajari cara berkasih sayang,
Meski dalam keadaan berperang,
Muhammadku...
Kini... Entah?, darimana mereka ambil tauladan,
Sehingga, mereka berani anarkis dan arogan,
Mudah marah dan sulit untuk memaafkan,
Berkasih sayang pun mereka enggan,
Duh... Muhammadku...
Ajari aku untuk tetap tenang,
Meski diombang-ambing dahsyatnya gelombang,
Walau, dihina, dicaci tersudutkan tetap selalu berkasih sayang,
Seperti lembut sikapmu hadapi ombak yang menerjang,
Bungo, 17 Oktober 2016
0 Comments
Post a Comment