Aku sudah sangat tolol.
Jangan jejali lagi dengan kepintaran.
Aku sudah sedemikian bebal.
Jangan suguhi aku dengan kebenaran.
Aku sudah kehilangan akal.
Jangan hidangkan lagi kebenciaan.
Aku sudah sangat mual.
Jangan lagi mengobral kencintaan.
Meski, engkau nasehati aku bertubi-tubi,
Tetap... aku tak mengerti...
Walau, engkau ceramahi aku berkali-kali,
Tetap... aku tak memahami...
Meski, engkau khotbahi aku setiap hari,
Tetap... aku tak menyadari...
Aku ini orang tolol dan bodoh,
Bahkan, seringkali cereboh...
Ah... aku ini bego dan gila,
Sumpah serapah engkau lempar pun aku tetap begitu saja.
Ah... aku ini tak punya nurani,
Riuh rendahnya yang terjadi, aku tak peduli..
Aku hanya anak jalanan...
Pemilik suramnya masa depan,
Aku hanya anak yang terpinggirkan,
Tuan rumah kolong-kolong jembatan,
Aku adalah orang yang tak punya pendidikan,
Belajar dari jalanan mencari sesuap makanan,
Aku adalah orang yang tak punya aturan,
Semua yang ku lakukan menurut kesenangan,
Dan aku tak ingin punya pendidikan,
Karena, mereka merasa pemilik kebenaran,
Dan aku tak ingin jadi pintar,
Karena, mereka merasa paling benar,
Dan aku tak ingin jadi pandai,
Karena, mereka menebar benih-benih benci,
Aku pun tak ingin punya akal kepandaian,
Sebab, mereka lihai bersiasat menghancurkan,
Aku pun tak mau punya kecerdikan,
Sebab, mereka lincah menyulut permusuhan,
Biarkan, aku dalam kebodohan,
Memeluk hangat ketololan,
Beralaskan kebebalan,
Tertidur lelap bersama kegilaan,
Bungo, 05 November 2016
0 Comments
Post a Comment