Kehendakku bukan kehendak
Namun, aku tak bisa menolak
Bahkan, mengelak...
Walau, menghela nafas sejenak

Kehendaknya memaksaku berkehendak
Menjajah langkah-langkah
Menyeret-nyeretku bergerak
Lalu, serakan aku sebagai sampah

Kehendakku diperkosa
Layani kehendaknya...
Setelah ia dapatkan semua
Aku tiada lagi guna

Ia sungguh-sungguh mengusik
Pun ia pandai lembut berbisik
Caranya lincah, culas, picik dan licik
Ia "Tuan" zaman yang sangat cerdik
Aku "Budak" zaman yang tak berkutik

Aku "Budak" zaman
"Sampah" diera kemajuan
Aku rela "Ternodai" tuk kemapanan
Bertekuk lutut pada "Tuan"nya zaman
Aku yang lupa tentang "Ketuhanan"
Dan tak lagi peduli "Penghambaan"

Aku sibuk menuruti kehendak zaman
Aku yang takut ketinggalan kemapanan

Kehendakku ditelanjangi
Kehendak zaman menumpangi
Ditindih hingga aku tak bisa bangun lagi
Celakanya, setiap jamahanya ku nikmati

Cukuplah, aku...
Janganlah, kamu...

Bungo, 11 November 2016