Rasanya aku tak mau terbangun dari mimpi,
Biar aku disini abadi dalam alam mimpi.
Sebab, kenyataan terasa sangat pahit.
Biar aku disini abadi dalam alam mimpi.
Sebab, kenyataan terasa sangat pahit.
Biarlah aku tertidur beralaskan tanah,
Asal mimpi ini indah...
Sebab, kenyataan lebih terasa sakit.
Asal mimpi ini indah...
Sebab, kenyataan lebih terasa sakit.
Buat apa aku bangun?,
Jika, menghirup udara dadaku semakin sesak.
Jika, menghirup udara dadaku semakin sesak.
Untuk apa aku bangun?,
Bila, seluruh bagian dariku sudah hancur berserak.
Bila, seluruh bagian dariku sudah hancur berserak.
Aku tak ingin membuka mata,
Sebab, di sini ku temukan gelak tawa.
Sebab, di sini ku temukan gelak tawa.
Disini, di alam mimpi engkau setia,
Tak ada ucapan sepatah pun kata,
tentang " Dia ".
Tak ada ucapan sepatah pun kata,
tentang " Dia ".
Disini, di alam mimpi kita bahagia,
Menyusuri lembah-lembah indah bersama,
tanpa ada pihak " Ketiga ".
Menyusuri lembah-lembah indah bersama,
tanpa ada pihak " Ketiga ".
Tapi, aku selalu gagal..
Ketika aku terbangun dan membuka mata.
Ketika aku terbangun dan membuka mata.
Mimpi itu seketika menjadi sesal,
Sebab, engkau lebih memilih bersama " Dia ".
Aku sangat kesal...
Engkau hanya mimpi sepenggal.
Engkau hanya mimpi sepenggal.
Bungo, 02 Mei 2019
Marsudi Bhakti
0 Comments
Post a Comment