Sumb Photo : unsplash.com


Selektif memilih tempat belajar merupakan sebuah keharusan bagi orang tua untuk anak-anaknya, karena dari tempat belajar inilah nantinya akan menentukan masa depannya. Bagaimana tenaga pengajarnya?, bagaimana fasilitas pembelajarannya? dan bagaimana lingkungan tempat belajarnya?, perlu menjadi pertimbangan betul-betul sebelum orang tua menyerahkan sepenuhnya anaknya untuk dididik.

Munculnya isu-isu kekerasan terhadap anak maupun pelecehan seksual yang terjadi didunia pendidikan menjadi catatan tersendiri yang mengharuskan orang tua atau calon murid harus selektif memilih tempat belajar.

Mirisnya isu kekerasan maupun pelecehan tersebut tidak hanya terjadi di lembaga pendidikan umum tapi juga lembaga pendidikan agama dan dilakukan oleh oknum guru yang semestinya bisa di gugu dan tiru justru memberikan contoh tidak pantas dan amoral. Maka, agar untuk meminimalisir kemungkinan hal itu terjadi kepada orang-orang yang kita cintai selektif memilih tempat belajar adalah kewajiban.

Selektif memilih tempat belajar dalam hal ini sudah diingatkan sejak lama dalam Kitab Alala yang secara khusus membahas adab atau etika dalam menuntut ilmu. Kitab Alala sendiri diterbitkan oleh pesantren Lirboyo tanpa nama pengarangnya. Namun, sebagian besar syair-syair dalam Kitab Alala termuat dalam Kitab Ta’limul Muta’alim karya Imam al-Zarnuji.


Ada dalam syairnya Kitab Alala dan dipertegas dalam Syarakh Kitab Ta'alim Muta'alim memilih guru atau tempat belajar serta bagaimana lingkungan tempat belajarnya atau teman-teman bergaulannya nanti sangat menentukan keberhasilan seseorang dalam menuntut ilmu.

Orang tua atau calon pelajar sendiri wajib selektif memilih tempat belajar seperti yang disarankan oleh Imam al-Zarnuji lewat Kitab Ta'alim Muta'alim karena tenaga pengajar atau guru menjadi faktor penting yang bisa memberikan petunjuk yang bisa mengarahkan anak didiknya menemukan potensi dalam dirinya. Jika, guru tidak bisa lagi di gugu lan ditiru lantas memberikan contoh amoral bahkan memangsa anak didiknya menjadi korban kekerasan maupun pelecehan bukan bekal ilmu yang didapat tapi beban yang menghancurkan masa depan anak didiknya.

Selain selektif memilih tempat belajar, pemahaman penerapan dari adab dalam mencari ilmu dan penghormatan terhadap guru-guru sudah sepatutnya dilakukan, serta persepsi guru sebagai tauladan digugu lan ditiru tidak harus dimaknai dalam semua hal, akan tetapi selama itu baik dan sesuai aturan norma yang berlaku perlu ditanamkan kepada anak-anak kita atau calon murid yang akan mengarungi dunia pendidikan. Sehingga, hal-hal negatif yang dilakukan oleh oknum tenaga pengajar atau guru terhadap anak didiknya tidak terjadi lagi.

Hal penting selain selektif memilih tempat belajar adalah kontrol dan pengawasan dari semua pihak terhadap dunia pendidikan juga sangatlah penting, mulai dari pihak lembaga tempat belajar, peran orang tua maupun lingkungan masyarakat tak kalah pentingnya agar kekerasan dan pelecehan dalam dunia pendidikan tidak terjadi lagi.

Bungo, 17 Juli 2022