Jelantah merupakan sisa atau bekas minyak goreng yang sudah terpakai. Sumb Photo : unsplash.com


Cerita Bejo hari-harinya memang unik, mulai tingkah lakunya yang konyol sampai isengnya minta ampun. Kali ini Bejo bukan sedang bertingkah nyeleneh, tapi memang keadaan yang memaksanya, seperti akhir-akhir ini untuk sekedar makan saja Bejo enggak punya sayur mayur apalagi lauk pauk yang enak. 

Bejo harus rela makan nasi putih dengan jelantah bekas menggoreng sambal. Ini Bejo tidak sedang mengirit. Semua karena kondisi terjepit. Cari pekerjaan juga begitu sulit.

Hidup di desa membuat Bejo tak punya banyak pilihan untuk bekerja. Bejo hanya menjadi buruh tani di desa. Bisa bekerja jika ada orang menyuruhnya mengerjakan pekerjaan di sawah maupun ladang. Saat, musim tanam maupun musim panen tiba, saat itulah Bejo banyak pekerjaan, bahkan sampai kewalahan.

Kondisi ini tentu berbeda didaerah perkotaan yang punya pilihan banyak pekerjaan tergantung dari orangnya. Meski begitu Bejo tak bisa merantau ke kota dan mengharuskannya tinggal di desa. Orang tua yang sudah sepuh adalah alasan utamanya. 

Sesulit apa pun hidup di desa tetap membuat Bejo nyaman meski harus makan seadanya. Tetangga didesa membuat Bejo terasa nyaman karena mereka saling bantu membantu dan semangat bergotong royong. 

Pekerjaan Bejo didesa tergantung tetangganya, jika diminta Bejo mengerjakannya denga  upah seikhlasnya atau suka rela, besar kecilnya yang penting bisa untuk beli beras. Kadang juga ada yang memberikan upah dalam bentuk barang, bisa padi, jagung, ketela maupun kelapa, dengan senang hati Bejo menerimanya.


Bagi Bejo yang penting hari-hari bisa ada beras yang dimasak, perkara lauk urusan belakang. Biasanya jika ada sedikit rezeki lebih, Bejo membeli ikan asin. Ikan asin memang jadi andalan Bejo, selain murah, bisa disimpan berhari-hari. Lebih asyik lagi minyak jelantah yang dipakai sehabis menggoreng ikan asin merupakan favorit Bejo.

Jelantah bekas menggoreng ikan asin memang tidak disarankan. Namun, kondisi yang tidak bisa dihindari, bagi Bejo merupakan menu favorit menikmatinya bersama sepiring nasi putih. Kondisi seperti ini sudah biasa Bejo rasakan sedari kecil.

Bejo bisa makan enak saat mendapatkan upah yang lumayan dan banyak pekerjaan yang dia dapat. Lagi-lagi terkait upahnya tidak melulu dalam bentuk uang, bisa berupa barang, kadang padi, kadang kacang hijau, jagung bahkan beras. Tergantung orang yang memintanya untuk bekerja atau membantu. Malah ada juga yang memberi upah dalam bentuk makanan, saat itulah Bejo sekeluarga bisa makan enak atau terkadang mereka bisa makan enak ketika ada tetangga hajatan.

Apakah kondisi Bejo memperihatinkan?, tentu menurut padangan kita, jawabannya adalah iya. Namun, saat Bejo ditanya mengenai kondisinya, Bejo menjawab sangat bahagia dan serba berkecukupan. Cukup makan sehari-hari bagi Bejo dan kedua orang tuanya yang sepuh, ya walaupun makan seadanya, ala kadarnya menurutnya sudah lebih dari cukup. 

Bejo didesa memang kerja serabutan sana sini. Baginya tak apa. Sebenarnya bisa saja Bejo pergi ke kota merantau untuk mencari pekerjaan yang lebih menghasilkan, tapi urung dilakukannya sebab menemani kedua orang tuanya adalah prioritas utama. Tak apa makan dengan jelantah, yang terpenting rasa syukur yang menjadikannya indah. 

Bungo, 21 September 2022