![]() |
Sumb Photo : Yanis H ( unsplash.com ) |
Ia yang dibesarkan penuh nestapa
Berlarian diantara sengsara dan derita
Ia terbiasa, sangat terbiasa
Bahkan, tetap saja ia tertawa
Bagaimana bisa?
Ia masih sempat-sempatnya tertawa?
Ternyata ia..
Berkawan akrab dengan nestapa
Bercengkerama bersama sengsara
Bercanda riang dalam derita
Mungkinkah...!!!, ini karena...
Terlampau intim ia
Semenjak kecil telah terbiasa
Didekap nestapa, sengsara serta derita
Ataukah???, ini karena...
Ia tak tahu, apa itu bahagia?
Bahkan, tak membedakannya
Mana bahagia, mana nestapa?
Sehingga, ia...
Hanya tahu cara tertawa
Iya, tertawa sudah cukup baginya
Ia adalah salah satu bocah ditepian desa
Jauh... teramat jauh dari kebisingan kota
Yang bahagianya tidak diukur dengan materi
Tapi, rasa syukur dari hati
Bungo, 26 Februari 2016
0 Comments
Post a Comment