Dulu...
Kau bilang tanpaku,
Kau hampa.

Dulu...
Kau ucap tanpaku,
Kau tak berdaya.


Kau sendiri yang berkata,
Kau kan senantiasa setia
hingga menua.


Kau sendiri yang berjanji,
Kau tak kan pergi
sampai maut datang menghampiri.


Aku pun larut dalam untaian kata-katamu.
Aku pun tenggelam dalam lautan janji-janjimu.


Tapi, mengapa?
setelah sebagian dariku mulai larut
menjadi dirimu,
justru kau pergi.


Tapi, kenapa?
setelah diriku telah tenggelam
dalam sebagian dirimu,
malah kau lari...


Kini...
Aku tahu...
Ternyata kata-katamu adalah dusta


Kini...
Aku tahu...
Ternyata janji-janjimu adalah pemanis belaka.


Betapa bodohnya aku.
mengapa dulu engkau mudah ku percayai?.
Sehingga, luka harus ku tanggung sampai kini.