Akulah orang yang paling beruntung
Pernah singgah sesaat dalam kisah hidupmu.
Meski hanya beberapa alenia.

Aku sangat bahagia,
Berada diantara
paragraf-paragraf kisah perjuanganmu menemukan cinta.

Aku sangat bangga,
Atas kisah yang pernah kita tulis bersama,
Jatuh bangun menempuh titik koma
Berjuang lanjutkan alenia kisah yang sempat jeda.

Aku tidak kecewa,
Aku hilang dalam baris-baris ceritamu selanjutnya.



Jika, memang engkau lebih memilih
Menuliskan kisah hidupmu bersama sosok lain,
di lembaran-lembaran baru yang masih bersih
dalam ikatan halal yang terjalin.

Aku sangat lega,
Meski, bukan aku.
Dia yang menemukanmu,
Telah mampu,
Mengindahkanmu dalam bait-bait puisinya.
Menyanjungmu di sajak-sajak pujanya,
Penuh ketulusan murni dalam kedalaman relung.

Aku sungguh beruntung
Walau, hanya menjadi alenia penghubung.
Mengisi kosong ruang-ruang jeda kisah hidupmu
yang hampir meredup dalam padangan matamu.

Aku berlapang dada dan ikhlas
Mengantarkan kisahmu pada kekasihmu.
Meski, aku sendiri harus terhempas,
Terkapar memeluk kembali kesepianku.
Dan menulis kisahku sendiri dalam lembaran baru,
Tanpamu.

Bungo, 07 Maret 2019

Marsudi Bhakti