Sumb Photo unsplash.com |
" Mengawali cerita Bejo kali ini, saya tidak bermaksud merendahkan dan mengunggulkan suku manapun. Namun, harapan saya agar judul cerita Bejo Ngangsung Ilmu Dagang China menjadi bahan berbagi, evaluasi, menghargai dan diskusi diantara kita kali ini. Saya murni ingin berbagi saja jika ada yang baik silahkan diambil namun sebaliknya, jika ada hal yang buruk, silahkan dibuang jauh jauh", seloroh Ki Lurah Tejo memimpin diskusi ini di pendopo.
"Sudah enggak usah pakai disclamer segala, emang ini lagi ngomongin saham agar kita dibilang pompom?", Tiba tiba Sudrun datang menegur saya yang terlihat panik.
" Wes ta... sampeyan enggak usah khawatir, niatnya sampeyan berbagi pengalaman, berbagi cerita, salah bener enggak jadi masalah, asal jangan hoax saja", kata Sontoloyo sambil tersenyum simpul.
" Memang menariknya apa cerita Bejo?, dia aja sukanya cengengesan dan selalu buat ribut dikampung kita ini ", Kang Badrun keberatan dengan tema diskusi kali ini.
" Nah !, ini yang menarik tema kali ini, Bejo ngangsu ilmu dagang China. Karena, kita kerjanya setiap hari hanya bergelut disawah dan diantara kita hanya Bejo yang punya pengalaman ikut berdagang orang China. Maka, Bejo perlu kita kasih kesempatan untuk bercerita ", berhenti sejenak Ki Lurah Tejo menarik nafas, " Monggo... untuk Mas Bejo waktu dan tempat dipersilahkan".
"Ehm..matur nuwun, Ki Lurah Tejo atas waktu dan tempat yang diberikan. Ngeten poro rawuh, saya hanya menjelaskan bagaimana cara orang China sukses berdagang dari zaman dahulu. Setiap kita mendengar orang china, pasti dipikiran langsung telintas seorang pedagang atau pembisnis ", Bejo menjelaskan latar belakangnya supaya gamblang.
" Mereka terkenal menjajakan barang dagangannya dengan murah dengan kwalitas yang sama dijual oleh orang kita yang biasanya lebih mahal. Ini perbedaan pertama antara kita sama mereka. Mereka mengambil selisih harga yang bisa dibilang untungnya kecil, asal laris manis dan aliran uang terus berputar", jelas Bejo penuh semangat.
Baca Juga :
"Sedangkan, kita sendiri mindset nya inginnya langsung untung besar. Sehingga, barang dagangan kita jauh lebih mahal ketimbang mereka. Barang sama dan harga berbeda sehingga kita kalah jauh kompetitif daripada mereka".
" Banyak hal positif yang mereka perbuat. Masalah harga bukan indikator satu-satunya yang membuat mereka sukses dalam berdagang. Ketekunan dan cara menjaga pelanggannya agar tetep terus datang ke tempat bisnisnya patut diacungi jempol. Setiap keluhan pelanggan mereka selalu dilayani dengan baik. Komunikasi kepada para pelanggan adalah hal yang sangat penting", terang Bejo dengan lugas.
Para warga yang hadir mendengarkan penjelasan Bejo hanya diam sambil manggut-manggut, ya.. meskipun ada yang garuk-garuk kepala, antara jelas atau bingung atau bahkan tidak mengerti sama sekali. Namanya juga manusia, melalui akalnya diberikan anugerah yang luar biasa. tidak mengerti dalam satu bidang tertentu, namun justru jago dibidang tertentu pula. Sejatinya manusia tidak ada yang unggul diantara manusia lainnya.
Bejo lanjut menyampaikan penjelasannya, sekarang masuk kebagian inti pembahasan yang mungkin ini yang menjadi kegelisahan selama ini, "Nah, ada hal mendasar yang selama ini kita tidak sadari. komunitas diantara mereka, persatuan diantara mereka sungguh sangat perlu diperhitungkan. Misalnya, mereka jualan barang dagangan yang sejenis, mereka saling mendukung bukan saling menjatuhkan. Sesama mereka saling mendukung, dimana ada kekosongan barang, maka satunya membantu mengisi. Contoh Ada Si A yang berbelanja lampu pijar ke toko si Ahong, namun teryata lampu ditoko si Ahong kosong atau kehabisan, maka si Ahong ini tidak akan memberikan tahu kalau stocknya kosong melainkan diminta untuk tunggu terlebih dahulu dan si Ahong akan menelpon si Ahoy disekitar untuk mendapatkan stock lampu pijar. Singkat cerita, akhirnya pelanggan akhirnya mendapatkan lampu pijar yang diinginkannya", begitu Bejo panjang lebar menjelaskan kepada para hadirin.
"Support system", lantang Bejo berbicara, "merupakan hal yang tidak kita miliki. Sedang, mereka sudah memilikinya dari dahulu. Kalau orang kita jangankan saling mendukung yang ada malah ingin menjatuhkan, menjadi satu satunya orang yang menguasai bisnis diwilayah tersebut. Bahkan, ada yang rela menggunakan jasa dukun untuk penglaris dan meminta hal tertentu agar usaha pesaing kita jatuh bangkrut. Itulah kita...dan cara orang-orang china berdagang. Sehingga, dimana pun tempat mereka bisa menguasai dan berjalan usahanya", lirih Bejo berbicara.
Hari sudah mulai larut, hujan gerimis mulai turun dan para warga yang turut diskusi di Pendopo terlihat sudah mulai mengantuk. Kopi diteko pun sudah mulai habis, sepertinya mereka sudah tidak kuat menampung lagi apa yang disampaikan Bejo. Waktu menunjukan jam 00:00 dan sudah tidak ada lagi warga yang ingin mangajukan pertanyaan. Ya..sudah acara pun disudahi, "Minggu depan mungkin bisa kita lanjutkan lagi:, kata Ki Lurah Tejo pada para warga.
Bungo, 12 Desember 2021
0 Comments
Post a Comment