Judul : Funiculi Funicula
Judul Asli : Kohii No Samenai Uchi Ni (Before The Coffee Gets Cold)
Penulis : Toshikazu Kawaguchi
Apakah kamu penasaran dengan isi novel ini?, tunggu dulu.. Sebelum memutuskan membeli buku ini, lebih baik kamu baca dulu deh resensinya. Buat kamu yang ingin langsung punya buku ini, kamu bisa mendapatkannya disini : Buku Funiculi Funicula : Before the Coffe Gets Cold.
Sinopsis :
Sedikit tentang penulis buku Funiculi Funicula, yaitu Toshikazu Kawaguchi, lahir pada tahun 1971 yang berada di Distrik Ibaraki, Perfektur Osaka, Jepang. Beliau pernah tergabung dalam sebuah grup teater yang bernama Sonic Snail sebagai produser, sutradara, sekaligus penulis naskah. Pertunjukan teaternya yang terkenal adalah COUPLE, Yuyake no Uta, dan Family Time.
Buku Funiculi Funicula, Before Coffe Gets Cold -Sebelum Kopi Dingin- adalah novel pertama Toshikazu Kawaguchi yang diadaptasi dari pertunjukan naskah teater garapannya bersama 1110 Productions yang mmemenangi penghargaan utama dalam Festival Teater Suginami Kesepuluh.
Funiculi Funicula sebenarnya merupakan sebuah nama kafe tua yang berada di salah satu gang kecil Tokyo yang menjadi latar utama cerita. Kafe ini digambarkan sebagai sebuah kafe ajaib yang mampu membawa pengunjungnya untuk berkelana menjelajahi waktu.
Dalam buku Funiculi Funicula menceritakan tentang kafe kecil tersebut dengan segala kisah mistis dan keajaibannya. Serta Kafe inilah yang menjadi latar utama dalam novel karya Toshikazu Kawaguchi. Seluruh kejadian dalam buku ini berada di kafe yang bernama Funiculi Funicula. Penulis buku di sini tentu tidak akan menceritakan kondisi kafe, karena sebenarnya sama saja kondisi kafe di manapun, pasti menjual kopi.
Yang berbeda dengan kafe lainnya dan menjadi menarik dari kafe ini, yaitu seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya di atas kafe ini bahwa memiliki cerita misterius dan penuh keajaiban. Kafe Funiculi Funicula bisa membawa pengunjungnya pergi ke masa lalu. Dengan artian, siapa pun orangnya? ketika datang ke kafe ini bisa menjelajah waktu ke masa lalu. Namun, pihak kafe memiliki aturan yang cukup ketat untuk bisa membawa pengunjungnya sampai pergi melintas ke masa lalu.
Semua pengunjung yang ingin pergi ke masa lalu harus menaati setiap peraturan yang berlaku. Meski, di kafe ini bisa membawa pengunjungnya pergi ke masa lalu, namun tak banyak orang yang berani mencobanya, sebab bagi sebagian pengunjung, mereka menganggap bahwa peraturan-peraturan yang berlaku terlalu berisiko.
Risiko tersebut adalah tidak dapat menemui orang yang belum pernah ke kafe ini, atau terbatas hanya bisa menemui orang di masa lalu yang pernah berkunjung di kafe ini saja yang bisa ditemui, tidak dapat mengubah kenyataan yang telah terjadi, tidak diperkenankan untuk berpindah tempat saat sedang duduk di masa lalu, batas waktu masa lalu yang dimiliki hanya sebatas sampai kopi mendingin, harus menegak habis kopi sebelum dingin, jika tidak akan menjadi hantu, dan terjebak di masa lalu jika melanggar salah satu dari peraturan tersebut.
Dalam buku ini para pembaca akan menikmati transisi yang mulus dari satu cerita ke cerita lainnya. Buku ini akan membawa para pembacanya pada perjalanan menakjubkan melalui berbagai karakter unik dan petualangan perjalanan waktu mereka. Alur ceritanya sangat istimewa, sehingga tak heran jika buku Funiculi Funicula diadaptasi menjadi sebuah film berjudul The Café. Ini adalah alur cerita yang membuat para pembaca ikut terlibat didalamnya. Para pembaca juga akan menikmati kecepatan alur ceritanya, elemen fantasinya, dan fakta bahwa buku itu dapat dibaca sekali duduk.
Resensi :
Buku Funiculi Finicula karya Tashikazu Kawaguchi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa membawa pengunjungnya ke masala lalu. Akan tetapi, tentu saja perjalanan menuju masa lalu bukan tanpa syarat. Setiap pengunjung Funiculi Funicula wajib mengikuti syarat dan ketentuan yang diberikan oleh pihak kafe, jika benar-benar ingin menjelajahi masa lampau mereka. Jika tidak bersedia memenuhi syarat dan ketentuan, mereka tentunya diizinkan untuk pergi ke masa lalu.
Namun, meski syaratnya terlalu beresiko, diceritakan 4 kisah pengunjung kafe yang berani dan terdorong untuk melintasi waktu dengan berbagai alasan. Pengunjung pertama adalah wanita bernama Fumiko alasannya pergi ke masa lalu karena ingin bertemu dengan kekasihnya yang bernama Goro. Goro sudah lama meninggalkan Fujiko ke Amerika untuk bekerja. Fumiko ingin sekali bertemu Goro dimasa lalu untuk menyampaikan hal yang sebelumnya tersampaikan.
Pengunjung kedua bernama Kotake, seorang istri yang bekerja sebagai perawat. Dulu, saat masih bersama suaminya, yaitu Fusagi. Mereka berdua sering menghabiskan waktu bersama di Kafe Funiculi Funicula sebelum Fusagi terkena penyakit alzheimer yang membuatnya lupa dengan Kotake. Kotake kembali datang ke kafe untuk pergi ke masa lalu dengan tujuan bertemu Fusagi sebelum terkena penyakit dan Kotake ingin sekali membaca surat Fusagi yang tidak diketahui sebelumnya.
Pengunjung ketiga merupakan seorang kakak, bernama Hirai, ia ingin bertemu dengan adiknya, Kumi, untuk meminta maaf atas kesalahan yang pernah dilakukan. Kumi waktu itu selalu memintanya untuk pulang saat bertemu di Funiculi Funicula, tetapi ia selalu menolaknya. Suatu saat, Kumi mengalami musibah hingga membuatnya tewas karena kecelakaan yang ia alami sangat parah setelah pulang dari kafe tersebut.
Cerita selanjutnya, punya keinginan berbeda dengan pengunjung lainnya, pengunjung keempat berkeinginan untuk menjelajahi masa depan, bukan kembali ke masa lalu. Ia adalah istri pengelola kafe, bernama Kei. Kei hamil setelah pernikahannya dengan Nagare, tetapi ia disarankan oleh dokter untuk menggugurkan kandungannya karena dia menderita penyakit jantung yang dialaminya semenjak kecil. Namun, Kei menolak menggugurkan kandungannya dan menerima segala risiko sehingga membuatnya ingin bertemu anaknya di masa depan.
Lantas bagaiama kisah keempat pengunjung kafe Funiculi Funicula yang berani mengambil risiko tersebut, apakah mereka semuanya berhasil pergi ke masa lalu dan menuju masa depan untuk bertemu dengan seseorang dan bisa kembali lagi ke masa kini?, dan apakah kehidupan mereka bisa berubah? Atau mereka harus terjebak di masa lalu atau masa depan dan tidak bisa kembali ke masa kini?. Bagi kalian yang penasaran dengan kelanjutan kisah dari keempat tokoh itu?, jika ingin tahu kisa selanjutnya, kalian bisa membaca kisahnya dalam novel Funiculi Funicula karya Toshikazu Kawaguchi, Before the Coffe Gets Cold.
Kelebihan :
Dalam buku ini, penulis menggunakan alur maju mundur, sesuai kisah dari para pengunjung kafe, ada pengunjung yang ke masa lalu dan ada juga pengunjung yang menjelajahi waktu ke masa depan. Para Pembaca akan disuguhkan kisah-kisah masa lalu dan masa depan yang dialami oleh setiap tokoh dalam novel ini.
Alur maju mundur ini membantu para pembaca tidak mudah merasa bosan karena ceritanya akan lebih menarik dan pembaca akan dibuat penasaran dengan setiap hal-hal apa saja yang sudah dialami oleh setiap tokoh di masa lalu. Selain itu, dengan alur maju mundur dapat membangun suasana dari setiap cerita yang ada di dalam novel ini menjadi lebih menarik dan membuat pembaca ingin terus membacanya.
Keunggulan sekaligus keunikan dari buku Funiculi Funicula adalah bahasa yang dipakai merupakan bahasa filosofis. Pemakaian bahasa yang filosofis dalam buku ini menandakan bahwa penulis ingin menyampaikan pesan secara tersirat kepada para pembaca.
Dengan bahasa filosofis seperti itu, pembaca akan ikut terbaws suasana cerita dengan mudah dan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh setiap tokoh. Walaupun, memakai bahasa yang filosofis, tetapi makna-makna yang ada di setiap cerita tetap mudah dipahami. Hal seperti inilah yang menjadi keunikan tersendiri dari novel yang ditulis oleh Toshikazu Kawaguchi.
Kekurangan :
Terlepas dari betapa bagus dan inspiratifnya buku Funiculi Funicula, bagi sebagian pembaca akan terasa membosankan, sebab alur ceritanya lambat dan kurang meriah, sehingga novel terbitan tahun 2015 ini mungkin akan membuatmu mengantuk.
Buku ini juga merupakan terjemahan dari bahasa aslinya yaitu Jepang. Sehingga, ada bahasanya sedikit lebay dan beberapa bahasa Jepang yang mungkin kurang pas jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia.
Gimana?, makin penasaran dengan novel ini?, segara dapatkan buku di sini : Buku Funiculi Funicula : Before the Coffe Gets Cold.
0 Comments
Post a Comment