![]() |
Sumber unsplash.com |
Jam dilayar HP sudah menunjukkan pukul 22.22. Bejo yang sedari tadi terlihat mondar-mandir seperti sedang gelisah. Entah apa yang Bejo gelisahkan. Melihatnya Mbah Saberang tertawa cekiki'an. Bejo protes mendengar tawa Mbah Saberang.
"Ngopo ta?, Mbah... sepertinya sedang girang melihatku susah", gerutu Bejo dengan nada kesal.
" Le.. justru karena kamu susah, kamu harus ketawa. Biar hilang susahmu", jawab Mbah Saberang tidak mau mengalah.
" Tidak jadi jaminan, Mbah. Kalau tertawa bisa menghilangkan kesusahan ", kata Bejo dongkol.
" Tentu bisa. Tertawa itu menghilangkan kesusahan. Tawa itu membawa kebahagiaan. Jikalau, tawa itu tulus dari dalam jiwa. Berbeda tawa yang pura-pura dan dilakukan dengan terpaksa, tawa itu akan hanya menambah derita ", begitu Mbah Saberang menceramahi.
" Ini urusan anak muda, Mbah. Mbah enggak bakal tahu ".
Baca Juga :
Mbah Saberang sebagai orang tua hanya bisa senyum-senyum mendengar perkataan Bejo. " Kamu salah, Jo.. Aku ini memang sudah tua, tapi aku pernah muda. Sehingga, setidaknya aku tahu masalahnya anak muda ".
" Permasalahan anak muda sekarang lebih rumit ketimbang masalah Mbah ketika muda", Bejo menimpali.
" Ya sudah, terserah kamu, Jo.. Apa kamu mau terus dengan kesusahan dan kegelisahanmu, itu pilihan. Sekiranya dirimu butuh teman curhat, aku bisa menjadi pendengar ", ucap Mbah Saberang sembari ngemil martabak.
" Enggak Mbah, lebih baik aku simpan sendiri saja. Ini masalah privasi jadi tidak bisa ku bagi, Mbah ", sedikit sesak Bejo berkata.
" Ndak, apa-apa ", jawab Mbah Saberang yang sibuk mengunyah martabak.
Hari sudah semakin larut, Bejo masih terlihat gelisah. Sedang, Mbah Saberang tidak lagi peduli dan hanya diam melihat Bejo mondar-mandir.
" Kruk...", tiba-tiba terdengar suara perut lapar. Celingak-celinguk Mbah Saberang mencari sumber suara itu. Tak lain dan tak bukan suaranya berasal dari perut Bejo.
Tersenyum malu Bejo bilang, " Mbah, bagi dong martabaknya, aku lapar ".
" Ogah !. Martabak ini privasi saya jadi tidak bisa dibagi-bagi ", dengan gagah Mbah Saberang menyanggah sambil berlalu masuk kedalam rumah membawa sekotak martabak. Bejo hanya tersenyum kecut dan memegangi perutnya yang lapar.
Bungo, 08 Januari 2020
0 Comments
Post a Comment