Sumb photo : unsplash.com


Termula dari bimbang
Pikiran terbang melayang-layang
Terhenti ditengah awang-awang

Hidup segan, mati tak mau
Lantas apa pengharapanmu?
Engkau berlari datang mengadu

Resah, gelisah engkau berkisah
Sayu, lesumu terlukis kentara diwajah
Air mata tumpah, pipimu pun basah

Ambillah bintang, jika ingin bintang
Jangan terlena rembulan yang terang
Sebab, surya pun bersinar lebih benderang

Semenarik apa pun ada yang lebih menarik
Secantik apa pun ada yang lebih cantik
Bersetialah, pada hanya satu fokus titik


Mana yang buatmu lebih tertarik?
Tanya hatimu yang terbolak-balik
Yang mana engkau tertarik, dia pun tertarik
Walau, ia kurang cantik dari yang lebih cantik

Usah engkau harap surya benderang
Terlena, pesona rembulan yang terang
Bila, engkau hanya bisa raih bintang
Jika engkau, telah miliki bintang

Setia dan syukur itu jadikan tenang
Setia dan syukur kan akhiri seluruh bimbang

Maka, hidupkan hidup dengan setia syukur
Itu buat hidup tenang sampai seumur-umur
Bahkan, sampai engkau mati terkubur

Adakah mau bimbang sepanjang umur?
Inginkah bawa bimbang sampai liang kubur?
Pilih pilah dengan istikharah agar tak kabur
Lalu, hiasi setia dan syukur.. 

Bungo, 24 Juni 2015