Sumb photo : unsplash.com

Minggu ini beranda sosmed baik instagram maupun facebook dipenuhi oleh komentar, status maupun artikel yang menunjukkan pesimisme kelanjutan Ibu Kota Nusantara (IKN). Rata-rata mereka berpendapat mega proyek pembangunan IKN akan mangkrak, seperti halnya proyek Hambalang.

Belum lagi komentar miring lainnya. Ada yang berpendapat proyek IKN hanya buang-buang anggaran. Umumnya mereka yang berpendapat seperti ini karena ingin pemerintah memprioritaskan hal-hal lain yang lebih mendesak dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Pendapat mereka cukup beralasan, ditengah ekonomi yang serba sulit dan belum sepenuhnya bangkit pasca covid-19. Membuat daya beli masyarakat terpukul, banyak pengusaha yang gulung tikar dan para pekerja menanggung imbasnya yaitu harus kehilangan pekerjaannya.

Harapannya dana jumbo untuk mega proyek IKN bisa dialihkan menjadi jejaring sosial yang menyasar mereka yang terkena dampak pasca covid-19. Membantu mereka yang daya belinya melemah, memberikan isentif kepada pengusaha agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja. Itulah harapan dari mereka yang berpendapat bahwa ada hal lain selain pembagunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Bukan berarti mereka tidak setuju IKN, tapi skala prioritas mana yang lebih urgent?.


Pesimisme kelanjutan Ibu Kota Nusantara (IKN) ditunjukkan juga oleh keuangan negara yang cekak. Janji pertama pembangunan sepenuhnya tidak akan menggunakan APBN ternyata meleset. Sehingga, harus merubah undang-undang untuk menarik para investor mau terlibat dalam pendanaan pembangunan IKN.

Pada revisi undang-undang Ibu Kota Nusantara para investor diiming-imingi dengan Hak Guna Usaha (HGU) sampai 190 tahun. Meski, HGU di IKN sudah diobral besar-besaran sampai sekarang para investor luar negeri masih enggan menaruh dananya untuk pembangunan di IKN. Seretnya investor asing yang masuk inilah yang membuat sebagian masyarakat pesimis akan kelanjutan Ibu Kota Negara (IKN).

Seretnya aliran dana dari para investor asing inilah yang ditakutkan oleh masyarakat. Masyarakat khawatir pemerintah akan terus memaksakan pembangunan IKN meski menyedot APBN yang jumlahnya sangat besar sekali. Tentu dampak dari penggunaan dana jumbo tersebut bisa mengurangi program prioritas pemerintah membantu mensejahterakan masyarakat.

Ditengah situasi ekonomi dunia yang tidak stabil, membuat segala sesuatunya sangat volatil. Sudah banyak negara yang inflasinya sangat gila-gilaan, bahkan ada yang pemerintahnya bangkrut dan resesi. Hal ini dikhawatirkan oleh para ahli ekonom jika pemerintah terus mengebut pembangunan IKN, akan membuat roda ekonomi sulit berputar. Namun, semoga saja pemerintah bisa benar-benar berhati-hati dalam mengelola APBN, tidak hanya berfokus pada proyek-proyek ambisius seperti IKN.

Sebagai warga negara, harapannya IKN terus berlanjut dan jangan sampai mangkrak. Sayang jika mangkrak, sebab sudah mengeluarkan anggaran belanja puluh triliun. Tentu masyarakat tetap berharap proyek IKN tetap dilanjutkan pembangunannya. Namun, tidak perlu tergesa-gesa, sehingga program yang bisa menyentuh kesejahteraan masyarakat bisa lebih diprioritaskan kembali.

Bungo, 13 Agustus 2024