Sumb photo : gramedia.com


Identitas Buku :

Judul Buku : Home Sweet Loan
Penulis : Almira Bastari

Bagi kamu yang belum sempat nonton film Home Sweet Loan?, atau yang ditempatnya tidak ada bioskop?, jangan khawatir dan jangan sedih kamu tetap bisa menikmati kisa Kaluna lewat buku novel di sini : Buku Home Sweet Loan.

Sinopsis :

Novel Home Sweet Loan mengisahkan tentang 4 orang sahabat yang hubungannya sudah terjalin semenjak duduk di bangku SMA dan kini bekerja di sebuah perusahaan yang sama. Meskipun kehidupannya dilalui bersama, 4 orang sahabat tersebut punya nasib yang berbeda-beda. Di usianya yang menyentuh ke 31 tahun, mereka berjuang untuk mewujudkan rumah impian. Setidaknya berada di pinggiran Kota Jakarta.

Tokoh utama dalam buku Home Sweet Loan bernama Kaluna, yang merupakan pegawai Bagian Umum di sebuah bank di Jakarta yang gajinya tidak sampai menyentuh dua digit. Hal tersebut membuat Kaluna harus punya kerja keras lagi dengan membangun usaha sampingan yaitu sebagai seorang model.

Kaluna adalah anak bungsu dari 3 bersaudara dikeluarganya. Kakak-kakaknya punya sifat yang toxic. Kaluna sendiri juga sudah tidak betah utinggal di bawah satu atap yang memiliki 3 kepala keluarga di dalamnya. Apalagi perilaku kakak-kakaknya terhadap dirinya.

Kaluna bersama ketiga temannya berjuang mencari tempat tinggal yang nyaman di tengah padatnya hiruk pikuk Ibukota Jakarta. Sahabat pertama adalah Tanisha, yang merupakan seorang ibu dari satu anak yang menjalani LDR dengan suaminya.

Sahabat kedua bernama Kamamiya atau yang biasa dipanggil Miya. Miya merupakan perempuan yang berambisi menjadi seorang influencer. Miya lebih mengutamakan gaya hidup berkelas, hedon nan estetik, tanpa mempertimbangkan kondisi ekonominya yang terbilang pas-pasan. Selain bermimpi memiliki rumah mewah, Miya juga ingin mendapatkan suami kaya raya, sehingga terjamin kehidupannya.

Sahabat terakhir yaitu Danan, seorang anak tunggal dari keluarga kaya, yang tidak memiliki beban ekonomi dan segala kebutuhan hidupnya terpenuhi. Namun, sayangnya Danan sangat sulit untuk bisa menyisihkan uangnya. Pada akhirnya, Danan mengambil keputusan untuk berhenti berfoya-foya, lantas membeli aset agar bisa pensiun dengan tenang.

Berbeda nasib antara Danan dan Kaluna. Kaluna menghadapi situasi yang sulit dan rumit untuk mendapatkan rumah impiannya. Seperti misalnya, bertengkar dengan sang kekasih yakni Mas Hansa yang merupakan seorang pria kaya raya dan menuntut Kaluna tampil sebagai wanita kelas atas.

Tidak hanya itu, Kaluna pun dihadapkan pada situasi hutang keluarga besarnya. Masalah-masalah tersebut membuat Kaluna semakin berat, menguras emosi dan memecahkan kepalanya. Disatu sisi Kaluna punya mimpinya sendiri dan disisi lain ada keluarganya yang terlilit hutang.

Situasi yang dihadapi Kaluna semakin tidak mudah, sebab umur Kaluna sendiri sudah memasuki 30-an. Di mana ia harus memikirkan masa depannya sendiri, baik itu berkeluarga, punya tempat untuk pulang, namun realitanya Kaluna dihadapkan pada banyak situasi yang membuatnya sampai sekarang masih berantakan.

Lalu bagaimana nasib Kaluna dan ketiga sahabatnya mengatasi fenomena-fenomena yang harus mereka hadapi tersebut? Mampukah mereka mendapatkan rumah impian atau justru mengorbankan mimpi-mimpinya untuk punya tempat pulang?.

Resensi :

Buku Home Sweet Loan merupakan buku novel bergenre fiksi Metropop. Buku ini mengambil setting kota Jakarta. Namun, kali ini bukan menyorot kehidupan yang serba mewah, tapi lebih menyorot pada kaum menengah dengan segala perjuangannya.

Buku novel ini mengangkat cerita tentang masyarakat menengah yang tinggal di kota-kota besar seperti jakarta dengan segala hiruk pikuk kehidupannya. Termasuk soal karir, percintaan dan bagaimana mereka berusaha untuk memperoleh aset utama di usia 30-an, yaitu rumah. Lika-liku generasi milenial yang bekerja di Jakarta dan ingin punya rumah inilah yang diangkat oleh penulis buku ini yaitu Almira dalam karya terbarunya ini.

Novel Home Sweet Loan memberikan gambaran sebuah realita kaum kelas menengah yang berjuang memiliki tempat untuk pulang. Hidup generasi milenial di kota metropolitan seperti Jakarta tidak selamanya seindah penampilan anak-anak Jakarta pada umumnya. Setidaknya itu yang digambarkan oleh Almira Bastari lewat buku novel Home Sweet Loan ini. Kaluna, Tanisha, Kamamiya dan Danan bekerja di perusahaan yang sama yaitu di bank, tapi mereka menduduki posisi yang berbeda dengan Kaluna. Kaluna sendiri jabatannya berada di bawah ketiga temannya.

Dengan gaji yang tidak sampai dua digit, Kaluna bermimpi untuk beli dan berkeinginan pindah ke rumah sendiri dengan cara mengatur keuangannya dan menjalani frugal living. Inilah bagian menarik mengenai pembelajaran financial yang jarang kita dapatkan di bangku sekolah. Apalagi yang dialami oleh Kaluna dalam kehidupannya sangat relate dengan banyak orang di usia awal 30-an yang struggle meraih mimpi-mimpinya.

Meskipun gaji yang tidak sampai dia digit, Kaluna tetap struggle dengan karir yang gitu-gitu aja, gaji yang hanya cukup untuk kebutuhan hidup, boro-boro untuk memenuhi gaya hidup. Dengan situasi yang serba sulit Kaluna tetap membantu keuangan keluarga besar sambil berusaha menyiapkan plan untuk memenuhi keinginan calon mertua yang menambah membebaninya.

Dalam novel ini tak hanya Kaluna saja yang berkeinginan punya rumah sendiri. Kedua sahabatnya Tanisha dan Miya pun punya mimpi yang sama, namun tentu alasan dan tujuannya saja yang berbeda. Tanisha ingin punya rumah yang lebih nyaman untuk keluarganya. Demi mewujudkan mimpinya inilah Tanisha rela menjalani peran ganda sebagai seorang ibu dan wanita karir, meski harus LDR dengan suaminya. Home Sweet Loan memang tidak hanya menyorot tentang perjuangan memperoleh rumah impian. Dalam buku ini juga terdapat berbagai konflik pahit manis kehidupan generasi milenial menghadapi tantangan khususnya masalah pernikahan dan percintaan.

Kelebihan :

Cerita buku ini ringan dan relatable dengan kehidupan banyak orang terutama generasi milenial. Penulis Almira Bastari berhasil menangkap fenomena yang banyak dialami generasi milenial, seperti sulitnya membeli rumah dan tekanan untuk mengikuti gaya hidup modern, bahkan ada yang harus jadi sandwich generation. Sehingga, buku ini ajan mudah dipahami oleh pembaca, karena merasa kisah tokoh-tokoh didalam buku ini seperti yang mereka alami dan situasi yang dihadirkan pun kurang lebih sama.

Walaupun menyinggung masalah financial buku ini tetap ditulis dengan gaya bahasa yang ringan dan penuh humor, sehingga membuat pembaca terhibur sekaligus tertarik untuk terus membaca. Dialog-dialog antar pun tokoh terasa natural dan kocak.

Buku ini memberikan pesan mendalam di balik unsur komedi dan romansanya, sselain itu novel ini menyelipkan pesan penting tentang skala prioritas dan kompromi dalam hidup bersama pasangan agar bisa mencapai tujuan membangun masa depan bersama.

Kekurangan :

Karena buku ini kisahnya sangat ringan, beberapa konflik dan penyelesaian cerita terkesan klise dan mudah ditebak. Tidak diberikan penyelesaian secara rinci yang out if the book dan kurang mendalam. Hal ini mungkin membuat beberapa pembaca kurang mendapat kejutan dan pelajaran berharga, padahal masih banyak generasi milenial yang belum melek financial, jika saja didalamnya sedikit tips tentang financial tentu ini akan menjadi buku yang tidak hanya menghibur namun juga mengedukasi.

Begitulah kira-kira sekelumit gambaran buku novel Home Sweet Loan, bagi yang tertarik untuk membacanya silahkan beli bukunya di sini : Buku Home Sweett Loan.