Sumb photo tokopedia



Identitas Buku

Judul Buku : Berani Tidak di Sukai
Penulis: Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga

Buku ini cocok bagi kamu yang ingin melakukan self improvement. Memang berubah itu sangat berat, semuanya serba salah dimata orang lain. Namun, kamu enggak usah takut jika orang disekitarmu tidak menyukai perubahan atau tindakan yang kamu lakukan. Nah, untuk menguatkan dan meneguhkan langkahmu mengambil keputusan, kamu bisa baca buku ini dan mendapatkannya di sini : Buku Berani Tidak di Sukai.

Seperti biasa sebelum memutuskan untuk membelinya simak dulu mengenai resensi bukunya.

Sinopsis :

Buku Berani Tidak di Sukai ini masuk dalam kategori buku non-fiksi, namun isinya dikemas menyerupai buku fiksi. Pada buku ini berisi dialog antara seorang filsuf dan pemuda yang saling berdebat dengan argumen masing-masing. Sang filsuf mengajarkan dunia ini sederhana dan kebahagiaan dapat diperoleh dalam sekejap mata oleh setiap manusia, sedangkan si pemuda berargumen bahwa dunia ini adalah gumpalan kontradiksi yang penuh carut-marut dengan sorot matanya yang gelisah, maka gagasan apa pun tentang kebahagiaan didunia merupakan hal yang sangat tidak masuk akal. Keduanya secara terus-menerus berdialog tentang hal ini berulang kali, namun mereka berdua tetap pada argumennya masing-masing, sehingga akhirnya mereka pun menganggap satu sama lain sebagai kawan seperjuangan.

Buku internasional best seller ini secara harus besarnya banyak membahas kehidupan manusia dalam perspektif teori psikologi Adler. Buku ini mencoba memberitahu ada beberapa hal penting yang perlu disampaikan kepada banyak orang, yaitu yang pertama mengenai perbedaan antara aetiologi (studi tentang hubungan sebab-akibat) dan teleologi (ilmu yang mempelajari tujuan dari suatu fenomena tertentu, daripada penyebabnya).

Menurut perspektif teori psikologi Adler, manusia tidak digerakkan oleh pencetus di masa lalunya, namun manusia bergerak menuju tujuan yang mereka tetapkan sendiri, hal ini sesuai dengan pandangan teleologi.

Masih berdasarkan teori psikologi Adler masalah mengapa kita tidak bahagia hari ini, itu bukan karena kesalahan pada masa lalu atau lingkungan dan bukan berarti karena tidak punya kemampuan untuk bahagia, masalahnya adalah kita sendiri yang kurang berani untuk menjadi bahagia. 

Dalam buku ini juga membahas tentang hubungan interpersonal yang menjadi sumber utama dari semua persoalan hidup. Selanjutnya, yang disampaikan dalam buku ini yaitu kita tidak boleh ikut campur tugas-tugas atau urusan orang lain dan harus fokus pada apa yang menjadi tugas dan urusan kita sendiri.

Kita juga disinggung dalam buku ini agar menjalani hidup bukan demi memuaskan ekspektasi orang lain, melainkan untuk kebebasan diri sendiri. Dalam mencapai kebebasan itu, salah satu konsekuensinya adalah kita harus siap untuk dibenci oleh orang lain.

Buku ini mengajarkan kita untuk jangan pernah berfikir takut menghadapi masa depan dan trauma yang terjadi dimasa lalu. Kita hanya perlu hidup dengan sungguh-sungguh di masa saat ini, bukan hanya memikirkan masa lalu atau masa depan saja. Kita perlu melihat juga bahwa masa saat ini bukanlah persiapan kita menuju masa depan, melainkan kesempatan bagi kita untuk bahagia di setiap momen berharga di masa kini yang tidak akan bisa diulang kembali.

Resensi :

Buku Berani Tidak di Sukai karya Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga sangat cocok bagi mereka yang merasa berada di persimpangan dalam menentukan arah hidup atau mereka yang merasa belum berhasil dengan hidupnya dan mereka yang berkeinginan untuk mengubah hidupnya. Lewat buku ini, kita akan diberikan perspektif baru tentang bagaimana kita memaknai peristiwa dalam hidup dan kita bisa terbebas dari belenggu trauma masa lalu serta beban ekspektasi orang lain yang menghambat langkah kita.

Buku yang kaya dengan gagasan brilian ini akan mengantarkan kita untuk memahami konsep memaafkan diri sendiri, mencintai diri dan menyingkirkan hal-hal yang tidak penting yang membuat kita overthinking. Dengan cara berpikir yang bebas seperti ini memungkinkan kita membangun keberanian untuk mengubah dan menerobos batasan yang mungkin kita berlakukan bagi diri sendiri.

Di dalam buku ini akan memaparkan teori psikologi dari Adler yang memberikan penjelasan bahwa trauma secara definitif tidak diterima dan jelas hal ini bertentangan dengan pandangan psikologi Freud yang beranggapan “luka batin” yang dialami oleh seseorang merupakan trauma yang membuatnya tidak bahagia di masa saat ini.

Teori Adler ini tegas menolak alasan dari trauma tersebut dan menganggap bahwa tidak adanya suatu pengalaman trauma yang secara khusus bisa menyebabkan sebuah keberhasilan maupun kegagalan dari seorang individu. Bukan tidak berarti terjadinya suatu pengalaman trauma seperti layaknya sebuah insiden atau perlakuan yang kejam diterima saat kanan-kanak tidak memberikan pengaruh terbentuknya kepribadian seseorang, justru hal ini dipercaya mempengaruhi dan memberikan kekuatan kepada seseorang seseorang.

Namun, yang ingin disampaikan di buku ini adalah tidak ada yang benar-benar ditentukan dari pengaruh tersebut. Kehidupan kita tidak ditentukan oleh pengalaman hidup kita, sekali lagi hidup kita tidak ditentukan oleh pengalaman hidup yang kita alami.

Yang menjadi persoalannya tidak selalu berhubungan dengan “apa yang terjadi” namun cara “bagaimana menyikapinya”. Masa lalu sudah lewat dan tidak bisa kita ubah. Jika kita terus menerus mencurahkan pada masa lalu atau bahkan tinggal di lubang masa lalu kita, selamanya kita akan terjerat oleh masa lalu dan jauh dari kebahagiaan yang ada di depan kita.

Kehidupan ini bukanlah hal yang mudah untuk dijalani. Jika kita memilih untuk tetap hidup di masa lalu, kita akan kesulitan mengambil langkah-langkah ke depan untuk menuju kehidupan yang maju dan efektif sesuai yang kita harapkan.

Sama halnya kita jauh dari “kebahagiaan” jikalau diri kita terlampau fokus mengagumi orang lain dengan kehidupannya yang serba wah dan kita menginginkan kehidupan seperti orang tersebut. Kita tidak akan merasakan kebahagiaan dan akan selalu fokus membandingkan diri dengan kehidupan orang lain tersebut.

Bila kita belum mencintai diri sendiri dengan sepenuhnya dan apa adanya, kita tidak akan pernah merasakan “kebahagiaan”. Hal yang paling utama ialah kita perlu mencintai diri kita sendiri terlebih dahulu. Jika merasa dari diri kita ada hal yang kurang disukai, mungkin kita bisa merubahnya dengan hal-hal yang membuat kita senang, namun yang dimaksud merubah disini berbeda dengan merubah diri kita agar sama dengan orang lain.

Namun pada realitanya memang di dalam kehidupan ini kita akan sulit menemukan seseorang yang bangga dengan menunjukan kebahagiaannya pada dirinya sendiri. Padahal, jika mereka tidak merasa ingin menjadi orang lain dan menerima dirinya sendiri dengan apa adanya, hal tersebut sebenarnya sudah lebih dari cukup untuk menuju “kebahagiaan”.
 
Maka, saat kita masih saja berasumsi dengan menjadi orang lain kita bisa bahagia atau dengan berkata “andai saja ini terjadi pada diriku”. Sekali lagi hanya dengan berandai-andai tidak akan membuat kita bahagia. Kata-kata tersebut justru menjadi stimulus bagi kita untuk tidak mau berubah, karena itu kita harus mengambil sebuah keputusan untuk menghentikan ini dan berani tidak disukai mengambil langkah-langkah yang terbaik untuk diri kita.

Penjelasan diatas hanya secuil dari gambaran luas dari pembahasan yang ada dalam buku ini. Masih banyak lagi hal-hal menarik yang dijelaskan secara rinci oleh penulis agar kita menjadi lebih berani dalam mengambil keputusan untuk bertindak.

Kelebihan :

Buku karya Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga ini memiliki alur cerita yang sangat baik dan tidak lupa dengan kata-kata mutiara yang ditulis dalam buku ini sangatlah menarik, sehingga tidak akan membosankan saat dibaca.

Buku Berani Tidak Disukai merupakan sebuah karya yang memadukan konsep-konsep psikologi dengan gaya naratif yang memikat para pembacanya. Penulis Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga menulis buku ini dengan dilengkapi teori-teori psikologi yang mudah dimengerti oleh para pembacanya.

Satu hal lagi yang tidak kalah penting yaitu buku ini sangat nyaman dibaca, meskipun buku merupakan alih bahasa dari bahasa aslinya ke Bahasa Indonesia, namun penerjemahnya kata-katanya ia tetap indah, esensi dan makna dari teks asli tetap utuh. Sehingga, pembaca dapat dengan mudah menangkap pesan-pesan penting yang disampaikan oleh penulis asli.

Kekurangan :

Topik yang disampaikan oleh Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga dalam buku ini terkesan sekedar lewat saja dan tidak dijelaskan lebih mendalam lagi, alur cerita buku ini cepat yang membuat pembacanya harus membaca setidaknya dua kali agar dapat mengerti.

Buku Berani Tidak Disukai ini minim referensi, pembahasan dalam buku ini lebih banyak didasarkan pada pemikiran dan pengalaman pribadi yang dialami penulis, dengan sedikit referensi ilmiah.

Beberapa konsep filosofis yang dibahas dalam buku ini mungkin sulit dipahami oleh pembaca awam, sertau buku ini lebih berfokus pada pencerahan filosofis dibandingkan memberikan solusi praktis untuk mengatasi masalah-masalah dalam hidup.


Bagaimana?, setelah membaca resensi bukunya diatas kamu tertarik membelinya?. Kamu bisa langsung beli bukunya di sini : Buku Berani Tidak di Sukai.