Buku Merawat Luka Batin adalah buku self improvement profesional karya dari tangan seorang penulis dr. Jiemi Ardian, Sp.K.J. Beliau merupakan psikiater profesional yang telah berpengalaman menangani bidang kesehatan jiwa dalam kurun waktu yang lama.
Oleh sebab itu, semua teori yang terdapat dalam buku Merawat Luka Batin ini disajikan dengan epic dan rapi. Beliau sebagai Alumni Universitas Sebelas Maret ini, bekerja di Rumah Sakit Siloam di Bogor. Beliau mengaku bahwa sangat tertarik dengan masalah mental health yang banyak bermunculan di beberapa tahun terakhir ini.
Utamanya saat pandemi berlangsung, sepertinya mulai ada semakin banyak orang yang aware bahwa masalah kesehatan mental menjadi semakin rawan dialami oleh masyarakat saat ini. Tentu, sebagai spesialis kesehatan jiwa dr. Jiemi kerap kali menemukan banyak kasus dari pasien-pasien yang memiliki kecenderungan masalah yang serupa.
Kita sendiri yang awam sebenarnya tidak tahu, jika ternyata sebuah depresi yang alami berawal hanya dari sedikit luka batin. Berangkat dari hal tersebut pun menjadi alasan konsentrasi dr. Jiemi untuk fokus membuat tulisan tentang luka batin itu sendiri.
Penulis Merawat Luka Batin ini juga masih terus menggalakkan terapinya sebagai bentuk penyembuhan dari depresi, yakni Cognitive Behavioral Therapy serta Dialectical Behaviour Therapy. Penulis sendiri juga sering mengisi kelas yang fokus dalam pembahasan Mindfulness.
Seperti manusia pada umumnya, kita pasti pernah terluka, istilah anak mudah jaman sekarang sakit tapi tak berdarah, ya... perasaan sakit yang tak terlihat namun membekas dalam tempo waktu yang lama. Boleh jadi luka itu karena penolakan kerja, tuntutan dari orang tua, atau yang paling sering dialami yaitu patah hati sebab putus dengan pasangan.
Di setiap luka-luka yang kita terima, bisa jadi dari pandangan orang terhadap kita, sikap, tutur kata atau bahkan karena ekspektasi diri sendiri. Kemudian hal tersebut membuat kita berpikir bahwa mungkin luka ini tidak Ada lagi obatnya, luka ini tak bisa disembuhkan. Hal ini sering kali muncul di benak kita sehingga merasa ingin menyerah saja atau bisa membuat membenci diri sendiru.
Seperti halnya dengan luka fisik saat tergores atau jatuh kemudian berdarah, luka dihati bisa juga semakin parah apabila tidak segera diobati. Lantas untuk mengobati luka hati, obat yang seperti apa yang kita butuhkan?.
Luka fisik bisa di beri obat-obatan dari rekomendasi ahli medis, maka obat luka hati berasal diri kita sendiri. Namun masalahnya, diri kita sendiri sering kehilangan kendali dan justru sering overthinking.
Buku Merawat Luka Batin ini bertujuan untuk membantu kita agar bisa merawat luka hati dan bisa menyembuhkannya sendiri. Tapi sebelum bisa menyembuhkan luka hati, kita perlu mengenali luka itu sendiri seperti apa yang di jelaskan oleh dr. Jiemi Ardian dalam buku ini.
dr. Jiemi Ardian melalui buku ini ingin mengedukasi pembacanya untuk membentuk pola pikir yang sehat, melalui buku Merawat Luka Batin ini diharapkan bisa menjadi sedikit penolong bagi kita semua, baik untuk mereka yang memiliki depresi serta untuk para "superhero’ yang membantu menangani orang yang terkena depresi.
Buku ini tergolong baru, karena baru dirilis pada 24 Mei 2022, lewat buku Merawat Luka Batin ini sontak melambungkan nama sang penulis, karena isi dari bukunya yang relevan dan menerima respon positif dari pembacanya.
Resensi :
Buku Merawat Luka Batin merupakan salah satu media baca yang bertujuan mengajak pembacanya paham dan aware, jika luka batin bisa menggiring kita mengalami depresi dan stres, kadar paling parah bisa membuat kita menyalahkan diri, menyakiti diri dan bahkan perbuatan nekat sampai bunuh diri.
Melalui buku ini, dr. Jiemi sebagai penulis menawarkan tulisan yang ramah dibaca, menyajikan banyak definisi, penjelasan mengenai depresi dan luka batin itu sendiri, hingga membentuk pola pikir kita agar sehat. Buku ini merupakan bacaan yang memaparkan kenyataan apa yang ada di depan wajah kita, apa yang kita hadapi dan tentang cara membentuk pola pikir yang tepat untuk merespon apa yang sedang terjadi supaya kita tidak terus melukai dan menyalahkan diri sendiri.
Apabila kita membaca buku ini dengan seksama, maka kita akan mengira buku ini seseolah memeluk hangat, lalu berbisik “tak apa-apa, kamu baik-baik saja”, dr.Jiemi Ardian ingin mengajak pembaca buku ini untuk terbuka dan paham tentang apa sebenarnya yang bisa kita lakukan.
Dalam bukunya, Merawat Luka Batin penulis menawarkan hal yang penting untuk kita perhatikan saat sedang terluka, agar bisa menyikapi luka tersebut dengan bijak. Tahapan agar seseorang bisa merawat luka mereka sendiri yaitu kita harus mampu mengenali luka tersebut, dan kemudian menyembuhkannya.
Layaknya ketika kita jatuh terluka secara fisik, kita bisa memilih cara pengobatannya kerena bisa mengenalnya. Apakah luka itu luka goresan yang dalam, luka bakar, atau luka memar, karena kita tahu kita lukanya, maka kita juga akan tahu memilih obat mana yang tepat untuk menyembuhkannya.
Sama halnya luka batin, kita pun perlu tahu dengan cara mengenali luka itu sendiri. Walaupun sulit karena kita sedang terluka, bersedih dan menangis merasakan sakitnya. Oleh sebab itu, penting untuk membentuk pola pikir yang benar sejak awal, sehingga saat luapan emosi muncul bertubi-tubi, kita masih mengendalikan diri dan bisa berpikir dengan jernih.
Sesungguhnya penyebab luka batin itu sangat banyak faktornya, serta banyak pula kemungkinan yang mendorong timbulnya luka tersebut. Bisa dari diri sendiri hingga orang lain, bisa juga dalam banyak situasi dan kondisi yang juga beragam pula.
Meskipun luka batin sebenarnya rumit, setidaknya secara garis besar ada luka-luka yang sangat familiar dan sering dialami juga oleh sebagian besar orang. Misalnya luka yang timbul karena penolakan, baik dari hubungan cinta, penolakan kerja, penolakan dari teman dan lingkungan. Luka bisa juga timbul dari hal sederhana seperti kekecewaan karena tidak bisa memiliki benda yang diinginkan. Tentu, hal sesederhana itu bisa menciptakan luka yang serius bagi sebagian orang.
Adanya luka pada hati atau batin kita ini, dapat menyebabkan munculnya emosi-emosi negatif yang berdampingan dengan pemikiran yang juga tidak kalah negatifnya. Berasal dari hal ini saja, akan memunculkan pernyataan-pernyataan dalam benak kita yang akhirnya membuat kita semakin rendah diri dan self loathing.
Pemikiran negatif yang terus terakumulasi dan dibiarkan, mampu membuat kita sendiri menyalahkan diri dan merendah, hingga hilangnya kepercayaan diri dan menimbulkan kebencian. Mempertanyakan keberadaan diri sendiri yang terasa tidak ada artinya dibanding orang lain, sampai bahkan melakukan tindakan menyakiti diri sendiri.
Saat kadar emosi negatif lebih tinggi, itu akan mendorong seseorang menjadi semakin stres dan depresi berkepanjangan. Jika hal tersebut dialami oleh seseorang, bisa dibilang orang tersebut terkena masalah kesehatan mental yang serius. Maka jauh lebih baik segera meminta bantuan pihak ketiga seperti psikiater.
Bila seseorang dalam tahap depresi, ia tidak akan tenang karena isi kepalanya dipenuhi oleh pikiran-pikiran yang buruk tentang diri sendiri maupun orang lain. Selain itu, orang yang mengalami depresi bisa berakibat fatal karena kadang merasa lebih baik menyerah dan memilih mengakhiri hidupnya.
Sekali lagi melalui buku Merawat Luka Batin, karya dr. Jiemi Ardian ini memberikan pemaparan yang sangat gamblang dan mudah dipahami, sehingga pembacanya bisa membedakan apa itu emosi dan yang mana perasaan, dengan begitu kita bisa menelaah dan mengklasifikasikan pemikiran.
Kelebihan :
Buku Merawat Luka Batin terdiri dari 300-an halaman, ditulis secara sistematis dan ilmiah yang membuat pembacanya semakin nyaman dan mudah dipahami. Referensi buku dan jurnalnya juga dilampirkan untuk mendukung pemaparan dalam buku ini.
Kekurangan :
Tak ada yang sempurna, buku ini mempunyai beberapa bagian yang terasa terburu-buru dalam pembahasannya. Mungkin karena deadline atau memang belum rapi dalam menyuntingnya. Ada kalimat-kalimat yang terasa aneh dan sumbang. Masih ada juga teks yang salah ketik.
Antar bab dalam buku ini juga tidak terhubung antara satu bab dengan bab yang lainnya, mungkin karena dari susunan isi konten yang kurang terjembatani. Buku ini berfokus membahas depresi, tapi sering sekali keluar dari topik itu, lalu disambungkan kembali dengan cara yang kurang maksimal. Contoh kasus yang ada dalam buku ini pun masih kurang.
Meskipun masih ada kekurangan itu hanya bersifat minor saja, tidak mengubah tujuan besar buku ini ditulis agar kita bisa merawat luka batin sendiri, yuk... segera dapatkan buku ini di sini : Buku Merawat Luka Batin.
0 Comments
Post a Comment