Kini engkau tenangkan gelombang ombak. Engkau tempuh dengan kesungguhan kehendak.

Kini engkau redam dahsyatnya gejolak. Engkau lalui meski melangkah setapak-setapak.

Dulu akulah yang bersuara keras menolak. Tapi, engkau tetap melaju menantang ombak.

Dulu akulah yang menghardikmu untuk tidak bertindak. Tapi, engkau terus melangkah melawan badai yang bergejolak.

Kini engkau buktikan kepadaku kesungguhan tekad. Membuka mataku atas keyakinan yang engkau pegang erat-erat.

Kini engkau telah tunjukkan kepadaku bulatnya kehendak. Menyingkirkan keraguan-raguanku saat engkau putuskan bertindak.

Kawan, engkau tak surut walaupun dikepung cacian. Engkau tak tenggelam meski dibanjiri ocehan-ocehan.

Kawan, kini engkau telah buktikan. Kini, engkau telah tunjukkan. Penuh kesetiaan. Penuh kesungguhan. Penuh keyakinan.

Kawan, kini engkau melangkah bersamanya ke sucinya pelaminan. Aku pun yakin engkau dan dirinya mampu arungi segala ujian dan cobaan. Karena, engkau bersamanya telah membuktikan.

Kawan, semoga aku engkau maafkan. Atas piciknya sangkaan.

Kawan, kini melangkahlah bersamanya dengan bahagia. Semoga menjadi keluarga yang samawa.

Bungo, 15 Mei 2016

A. Marsudi