Sumber photo : unsplash.com


Tentu kita masih ingat bintang Tik Tok saat awal populernya, ya dia adalah Bowo dengan nama akun Bowo Alpenliebe menjadi pujaan bagi pengguna Tik Tok waktu itu. Bahkan, pemilik nama asli Prabowo Mondardo ini bisa dibilang menjadi salah satu pelopor Tik Tok. Di awal namanya booming pada tahun 2018, sampai-sampai dia membuat acara meet and great bagi para fansnya.

Para fans Bowo bisa dibilang masih bocil, seumuran Bowo. Namun, aksi para fans Bowo sangat nekad, demi bertemu idolanya ada yang berani membohongi orang tua dan lebih parah lagi mencuri uang orang tua untuk bisa membeli tiket serta photo bersama Bowo. Berphoto dengan Bowo pun ada tarifnya, para fans harus merogoh kocek mereka untuk bisa berphoto bersama.

Cerita-cerita negatif dari para pengguna Tik Tok waktu itu santer terdengar, tidak hanya cerita negatif aksi nekad para fans Bowo saja, tapi masih banyak cerita yang lainnya. Mau tidak mau Tik Tok dihujat oleh para netizen yang geram mendengar cerita-cerita itu.

Aplikasi unfaedah, aplikasi perusak generasi bangsa, aplikasi joget-joget tidak jelas, begitu mereka menyebutnya sehingga tagar seruan dari para netizen untuk memblokir dan melarang aplikasi Tik Tok bergema ke seantero jagad nusantara.

Maka, setelah mendapat banyak laporan negatif yang muncul pada aplikasi Tik Tok dari masyarakat dan para netizen, akhirnya Kementerian Komunikasi dan Informatika mengambil langkah dan resmi pada hari Selasa, tanggal 3 bulan Juli tahun 2018 memblokir aplikasi Tik Tok. Kominfo memblokir delapan nama domain atau DNS yang terkait dengan Tik Tok. 

Tik Tok merupakan aplikasi jejaring sosial dan video musik asal China yang dikembangkan oleh pengembang Toutiao. Aplikasi ini pertama kali dirilis pada September 2016 dan berjalan di platform iOS dan Android. Aplikasi ini dengan cepat mencuri perhatian warganet dunia. Per Juni 2018, jumlah pengguna aktif harian Tik Tok telah mencapai 150 juta.

Namun, khusus di negara kita pada tahun 2018, para pengguna Tik Tok harus menelan kekecewaan. Mereka tidak bisa menggunakannya. Aplikasi yang didirikan oleh Zhang Yiming benar-benar tidak bisa diakses.

Setelah sepekan akhirnya aplikasi Tik Tok dibuka kembali blokirnya, setelah salah satu dari petingginya datang ke Jakarta untuk bertemu KOMINFO yang waktu itu dijabat oleh Rudiantara. Pihak Tik Tok bersepakat untuk bekerjasama dengan pemerintah negara kita dan berjanji akan memfilter konten negatif yang tidak sesuai. Dimana berdasarkan laporan masyarakat sebelumnya pemerintah menerima 2800 aduan terkait unsur pornografi dan konten negatif lainnya di Tik Tok.

Ya... saat awal kemunculannya, Tik Tok penuh kontroversi dan banyak yang menghujatnya. Namun, seiring berjalan waktu Tik Tok mampu membuktikan ditengah persaingan sengit dalam dunia digital. Aplikasi yang dulu dihujat unfaedah, hari ini membuktikan berfaedah. Aplikasi yang awalnya disindir negatif sekarang memberi edukatif. Saat pertama dihina, sekarang dipuja.

Tik Tok bertransformasi dan sungguh-sungguh untuk membenahi dirinya, sehingga akhirnya dapat diterima oleh semua orang baik orang yang berkelas maupun orang biasa. Kesuksesan aplikasi Tik Tok akhirnya mengantar Zhang sebagai seorang milyader dengan kekayaan mencapai USD16,2 milyar atau setara Rp. 240 Triliun. Sungguh fantastis bukan?.

Begitulah perjuangan Zhang Yimming yang patut dicontoh. Kegigihannya untuk mencapai puncak kesuksesan tidaklah mudah. Zhang dengan aplikasi Tik Tok nya pada awal dikecam banyak orang, bahkan diblokir dan dilarang disejumlah negara, tidak membuatnya mundur. Zhang dengan managementnya mendengar kritikan-kritikan, mau berdiskusi dan menerima masukan dari berbagai pihak untuk memperbaiki dan membenahi kekurangan ataupun celah yang terdapat di aplikasi Tik Tok. Maka, jangan heran kalau aplikasi Tik Tok bisa diterima dimana-mana. Ini karena mereka terbuka pada semua kritikan dan masukan.

Dari sini kita bisa ambil pembelajaran dari aplikasi Tik Tok, bahwa saat kita memperjuang sesuatu jangan pernah berhenti karena dihina, dianggap negatif ataupun dituduh perusak. Bersikap terbuka pada setiap kritikan-kritikan dan saran. Mau berdiskusi jika memang ada sesuatu yang mungkin orang tidak suka dengan apa yang kita lakukan. Sudah menjadi sifat manusia, jika ada hal baru mereka cenderung belum bisa menerima. Serta, yang terpenting dari semua itu, siap untuk mengakui kekurangan, kesalahan dan mau berbenah dari waktu ke waktu. Kebanyakan dari kita selalu melihat enaknya, saat seseorang dititik puncaknya, padahal proses untuk meraihnya harus jatuh bangun dan jalanya tidaklah mudah.

Bungo, 09 Juni 2021