Identitas Buku :
Judul Buku : Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat
Pengarang : Mark Manson
Bagi kamu yang tertarik ingin mendapatkan buku ini, kamu bisa mendapatkan disini : Buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat
Sinopsis :
Buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat merupakan novel yang bercerita tentang pengalaman hidup dari seseorang yang bernama Charles Bukowski. Ia mempunyai masa lalu yang kelam, suka mabuk-mabukan, berjudi, mempermainkan wanita, berkata dan bersikap kasar, tukang utang dan meskipun begitu dia juga termasuk seorang penyair.
Charles Bukowski sangat bercita-cita menjadi seorang penulis terkenal namun saat ingin mempublikasikan karya-karyanya selalu ditolak oleh hampir sebagian besar majalah, jurnal-jurnal, surat kabar dan penerbit lainnya. Semua penerbit tersebut tidak bersedia menerbitkan karyanya dengan beralasan tulisannya yang kasar, menjijikkan dan tidak bermoral.
Berpuluh-puluh tahun Charles Bukowski telah melewati hidup sebagai penyair dan kehidupan yang buruk, sampai pada suatu saat ada seorang editor dari penerbit yang tertarik akan karya Bukowski dan sang editor tersebut bersedia membantu untuk menerbitkan karya-karya Charles Bukowski. Berawal dari sinilah kisah sukses Charles Bukowski menulis karya-karyanya yang banyak dikenal publik. Buku novel ini merupakan bagian dari cerita dibalik kesuksesan Charles Bukowski yang sebenarnya. Dia merasa “nyaman” dengan dirinya yang menurut anggapan orang lain disebut sebuah sebagai sebuah kegagalan pada saat itu.
Buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat ini merupakan kisah nyata dari Charles Bukowski yang inti dari buku ini menjelaskan bagaimana ia menyikapi kegagalan dan kesulitan yang dihadapi dalam kehidupannya saat itu dengan cara bersikap “bodo amat” sehingga dia bisa bertahan, merasa dirinya baik-baik saja dan menerima semua keadaan dan kejadian buruk yang dialaminya, sehingga dia terbiasa menghadapi kesulitan-kesulitan tersebut. Dengan bersikap bodo amat akan hal-hal atau masalah yang dihadapi maka sesungguhnya kita sudah berhasil memutus rantai lingkaran setan yang selalu membuat diri kita overthinking.
Resensi :
Buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat ini benar-benar berbeda dengan buku-buku novel lainnya, bagaimana bisa menjadi berbeda?. Pada halaman pertama bab satu dalam buku ini saja diawali oleh Mark Manson dengan tips yang berbeda “Jangan Berusaha”, hal ini sangat berbanding terbalik dengan kebanyakan buku pengembangan diri (self improvement) yang sering banya ditemui, yang pasti akan mendorong para pembacanya dengan berbagai diksi-diksi positif yang mampu memberikan semangat.
Dikarenakan buku ini dinilai berbeda, maka pada bagian awal bab, Mark Manson memberikan keterangan lebih jelas dahulu, inti dari buku yang berjudul "Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat" ini, agar para pembaca tidak salah kaprah memahaminya. Meskipun sebenarnya, ada sebagian pembaca justru tertarik dengan buku yang memiliki judul anti-mainstream seperti ini. Tapi selalu ingat kata pepatah lama “do not judge the book by its cover”.
Oleh sebab itu, Mark Manson sebagai penulis buku ini akan membantu para pembaca berpikir sedikit lebih jelas untuk memilih mana yang penting dalam kehidupan dan mana yang sebaliknya. Menurut Mark Manson, bersikap “cuek” dan "bodo amat" adalah cara paling sederhana untuk mengarahkan kembali ekspektasi hidup, memilih apa yang penting dan apa yang tidak penting. Usaha untuk memiliki kemampuan bersikap “cuek” atau "bodo amat" tersebut, butuh penjelasan yang praktis dan sederhana, seperti isi yang disampaikan dalam buku ini.
Di buku ini terdiri dari sembilan bab yang memiliki tebal 232 halaman isi. Pada, bab pertama dibuka dengan tips “Jangan Berusaha” sudah dijelaskan diawal tadi dan ini merupakan inti dari buku ini. Kemudian dilanjutkan bab kedua, dimana penulis membuat para pembaca diberikan gambaran bahwa kebahagiaan bersumber dari hasil memecahkan masalah. Bab ini menyinggung kita yang sering mengeluh dan sakit hati saat mendapat masalah, biasanya kita menyebutannya dengan “nyinyir”. Bab ini juga menjelaskan bagaimana diri kita bisa mengendalikan emosi dan solusi yang tepat dalam memecahkan suatu masalah.
Pada bab ketiga, Mark Manson menyadarkan diri kita bahwa “Kita tidak Istimewa”. Lantas, jika kita ini tidak istimewa atau luar biasa, apa jadinya guna hidup ini bagi kita?. Karena hal inilah, pada bab ketiga menjelaskan mengapa kita tidak istimewa, Mark Manson membuka perspektif kita untuk mampu mengapresiasi pengalaman-pengalaman dalam hidup yang pernah kita alami, bahkan mungkin kita nilai pengalaman itu tidak ada istimewa-istimewanya, dari sinilah penulis memberikkan pemahaman dan membuat para pembaca lebih mengerti bahwa sesuatu yang istimewa bukan berarti hanya ketika kita memiliki sesuatu yang besar saja.
Dalam bab keempat dan kelima, para pembaca akan diajak untuk melihat nilai-nilai dari penderitaan dan membuat kita memilih tindakan untuk mennyikapi berbagai tragedi yang terjadi dalam hidup. Selanjutnya di bab keenam, para pembaca diingatkan untuk berhati-hati dengan apa yang selama ini kita percayai. Bisa jadi selama ini justru kita keliru mempercayai hal-hal di dalam hidup. Pada bab selanjutnya, disempurnakan dengan pandangan bagaimana kita melihat paradoks antara kegagalan dan kesuksesan.
Kelebihan :
Pada buku ini mempunyai judul yang sangat menarik, meskipun isi yang sedikit nyeleneh tetapi itulah letak keunikannya. Selain itu, buku karya Mark Marson ini menginspirasi dan membuat para pembacanya akan berfikir ulang dalam mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu, karena teringat kembali beberapa penggalan kalimat atau kata yang ditemukannya didalam buku ini.
Gaya penulisan Mark Manson dalam buku ini memang sangat unik dibandingkan dengan buku-buku lainnya. Tidak seperti kebanyakan buku pengembangan diri (self improvement) lainnya, yang menjabarkan langkah-langkah dan formula kaku untuk mencapai kebahagiaan, Namun Mark Manson justru menawarkan pendekatan yang lebih praktis dan mudah dipahami.
Bagi para pembaca, halaman buku tidak terlalu tebal sehingga bisa dibaca sekali duduk. Warna sampul yang didominasi warna orange dan judul buku memiliki daya tarik sendiri sehingga para pembaca akan penasaran untuk membaca isi bukunya. Bahasa atau isi yang dari buku ini memang sedikit nyeleneh, walaupun begitu buku ini akan sangat menginspirasi dan memotivasi, sehingga seseorang yang telah membaca buku ini tidak akan mau atau berpikir berulang-ulang kali untuk melakukan sesuatu tindakan bodoh yang akan merugikan dirinya sendiri.
Kekurangan :
Seperti yang disampaikan sebelumnya tentang kisah Charles Bukowski, didalam buku ini terdapat kata-kata yang mungkin untuk sebagian pembaca terasa sangat menjijikkan, kasar, dan terlalu vulgar, sehingga mungkin tidak cocok bagi sebagian orang.
Di dalam buku ini terdapat juga kalimat yang tidak bisa dimengerti atau kurang jelas. Buku ini dalam isinya juga terdapat sub-bab yang bahasannya seperti kurang komplit atau tidak klimaks. Cerita yang terdapat antara bab yang satu dengan bab yang lainnya kurang sinkron. Contohnya pada Bab 3 yang membahas tentang Jimmy seorang Motivator dan di bab 4 membahas tentang Hiroo Onoda orang yang tetap setia terhadap kekaisaran meskipun kekaisaran telah hilang. Ada kalimat-kalimat yang maknanya absurt, sehingga ada kesulitan bagi para pembaca untuk memahami maksud dari kalimat tersebut. Seperti contohnya kalimat, "semua makna dalam hidup kita dibentuk oleh hasrat alami kita untuk tidak pernah mati".
Setelah membaca resensi diatas jika kamu ingin mendapatkan bukunya, segera pesan di sini : Buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat.
0 Comments
Post a Comment